![]() |
Choirul Huda, Sang Loyalis itu pergi di hari pertandingannya. Selamat jalan Kawan... |
Padang,
KONI Sumbar - Innalillahi wainna ilaihi rojiun.
Sungguh, yang namanya langkah rezeki dan maut, tidak ada yang tahu kapan akan datangnya.
Begitulah yang terjadi pada Almarhum Choirul Huda, penjaga gawang Persela
Lamongan. Siapa sangka pria yang yang sudah sembilan tahun membela klub daerah
yang terkenal dengan sotonyo itu tiba-tiba harus menghembuskan terakhir, justru
di saat timnya masih bermain melawan Tim Semen Padang. Padahal sampai menit ke
45 pertandingan itu, Choirul Huda bahkan masih ikut bermain.
Adalah kejadian di menit ke 45 babak pertama yang
menjadi saat terakhir kapten tim Persela ini bermain bola. Saat mana Marcel Sacramento
penyerang Semen Padang menerima umpan bola pacu dan mengejar bola yang berada di
pertahanan Persela. Marcel saat itu dibayangi bek Persela Ramon R. Sang kiper Choirul
Huda yang juga kapten Tim Persela ini pun tak tinggal diam. Ia keluar dari sarangnya dan mengejar bola.
Petaka pun terjadi ketika Choirul tak bisa menghindari
tabrakan dengan rekan setimnya Ramon R yang sedang berusaha menghalangi Marcel.
Seperti terlihat pada rekaman pertandingan, dada dan leher Choirul Huda sepertinya
terbentur keras dengan lutut Ramon. Choirul terpekik. Bahkan menurut Marcel
yang menjadi saksi mata saat itu, lidah Choirul langsung keluar menyamping. Choirul
pun tak bisa melanjutkan pertandingan.
Setelah dibawa ke pinggir lapangan Tim Kesehatan langsung
mencek keadaan Huda dan memberi pertolongan pertama melalui tabung oksigen. Bahkan
terlihat sayap kanan mungil Semen Padang Riko Simanjuntak ikut mengiringi ke
pinggir lapangan. Tapi tiba-tiba Huda pingsan dan langsung dilarikan dengan ambulans
ke rumah sakit. Di rumah sakit tim dokter memberikan bantuan pertama kepada Huda. Tapi naas,
Allah berkehendak lain. Nyawa Choirul Huda tak bisa diselamatkan dan ia meninggal
dunia sekitar jam 17.15.
Sosok
yang Loyalis
Pria berusia sekitar 38 tahun itu dikenal sebagai sosok
yang loyal pada klubnya Persela. Hampir seluruh karir sepakbolanya dihabiskan di
klub yang bermarkas di Stadion Surajaya itu. Tercatat ia sudah 481 kali bermain
selama 19 tahun untuk Persela Lamongan. Baik sejak Persela naik ke Divisi 1
tahun 2003 maupun pada tahun 2007 saat Persela berhasil promosi ke ISL.
Huda sebenarnya juga sering dipanggil Tim Nasional.
Tapi sayangnya Ia tidak bisa merebut posisi kipper utama karena sering cidera.
Ketika khabar meninggalnya Huda diumumkan, seluruh isi
Stadion Surajaya sontak terdiam. Kemenangan Persela 2-0 atas Semen Padang menjadi
seakan tak berarti. Tak sedikit yang meneteskan air mata. Tak hanya dari pihak
Persela, bahkan juga dari tim tamu Semen Padang. Jenazah Choirul Huda malam itu juga langsung
dimakamkan.
Banyak yang datang ke pemakaman sosok pemain yang
sangat loyal kepada Persela itu. Bahkan punggawa tim Persela dan juga suporter LA
Mania.
Selamat jalan Choirul Huda. Sosokmu yang ramah dan
loyal pasti akan dirindukan oleh pencinta sepakbola di tanah air. (Diolah
dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar: